Etika Dalam Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu
yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan
pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk,
perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi
akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu
Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi
yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan
kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh
seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung jawab seorang
akuntan keuangan, yaitu:
a) Perencanaan, menyusun dan
berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun sasaran-sasaran
yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan
dalam pencapaian sasaran.
b) Pengevaluasian, mempertimbangkan
implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan, serta
membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
c) Pengendalian, menjamin integritas
informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan
sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan
koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang
diharapkan.
d) Menjamin pertanggungjawaban sumber,
mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut
dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan
pengukuran prestasi manajemen.
e) Pelaporan eksternal, ikut
berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang
mendasari pelaporan eksternal.
C. Etika Dalam Akuntansi
Keuangan
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan
aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan
penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu
pihak internal dan eksternal.Oleh karena tujuan akuntansi keuangan adalah
menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan
harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan.Laporan keuangan yang dimaksud harus mampu menunjukkan keadaan
keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Laporan keuangan tersebut harus mampu memberikan suatu rangkaian historis
informasi dari sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban-kewajiban perusahaan, serta
kegiatan-kegiatan yang mengabaikan perubahan terhadap sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban-kewajiban tersebut, yang dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan
mata uang.
Seorang akuntan
keuangan bertanggung jawab untuk:
a) Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat
digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam
pengambilan keputusan.
b) Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakterisitk kualitatif laporan
keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan (penyajian yang
jujur, substansi mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat,
kelengkapan), dapat diperbandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal
(tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat, keseimbangan di antara
karakterisitk kualitatif), serta penyajian yang wajar.
Etika Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
merupakan aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian
laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.
Persamaan Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Manajemen
|
·
Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi
keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan
dalam akuntansi manajemen
|
·
Menggunakan Sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan
baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya
|
No.
|
Unsur Perbedaan
|
Akuntansi Keuangan
|
Akuntansi Manajemen
|
1.
|
Dasar pencatatan
|
Prinsip Akuntansi yang
lazim
|
Tidak terikat dengan
Prinsip Akuntansi yang lazim
|
2.
|
Fokus Informasi
|
Informasi masa lalu
|
Informasi masa lalu
dan masa yang akan datang.
|
3.
|
Lingkup Informasi
|
Secara keseluruhan
|
Bagian perusahaan
|
4.
|
Sifat laporan yang
dihasilkan
|
Berupa ringkasan
|
Lebih rinci dan unsur
taksiran lebih dominan.
|
5.
|
Keterlibatan dalam
perilaku manusia
|
Lebih mementingkan
pengukuran kejadian ekonomi
|
Lebih bersangkutan
dengan pengukuran kinerja manajemen.
|
6.
|
Disiplin Sumber yang
Melandasi
|
Ilmu Ekonomi
|
Ilmu Ekonomi dan Ilmu
Psikologi Sosial.
|
1. Tanggung
Jawab Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Menejemen
Etika
dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan
merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada
kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak
external. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:
1.
Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral,
sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak external perusahaan
dalam pengambilan keputusan.
2.
Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik
kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan
materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala informasi yang relevan
dan handal, serta penyajian yang wajar.
B.
COMPETENCE, CONFIDENTIALITY, INTEGRITY AND OBJECTIVITY OF MANAGEMENT ACCOUNTANT
Etika adalah perilaku yang baik yang telah
melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pendoman hidup, baik dilakukan
dalam kehidupan pribadi maupun social dimasyarakat. Etika sangat lekat
hubungannya denganadat istiadat dilingkungan masyarakat untuk dijadikan suatu
aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni, diantaranya:
1. Competence (kompetensi)
2. Confidentiality (kerahasiaan)
3. Integrity (integritas)
4. Objective of Management Accountant (Tujuan
dari Akuntansi Manajemen)
5. Whistle blowing (peluit bertiup)
6. Creative Accounting (Akuntansi kreatif)
7. Fraud (kecurangan)
8. Fraud auditing (kecurangan auditor)
• COMPETENCE (KOMPETENSI)
a) Pengetahuan Profesional adalah menunjukkan
tingkat mahir keahlian profesional dalam pengetahuan akuntansi agar menjaga
tetap terkini dengan perkembangan dan tren. Pengetahuan dan kemampuan untuk
menggunakan teknologi informasi yang berlaku dan sistem untuk memenuhi
kebutuhan pekerjaan.
b) Keuangan monitoring dan analisis adalah
memantau dan mengumpulkan data untuk menilai akurasi dan integritas kuat dalam
menganalisis data yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan dengan standar yang
berlaku dengan peraturan dan sistem pengendalian internal, menafsirkan dan
mengevaluasi hasil guna mempersiapkan dokumentasi dan membuat laporan keuangan
dan/atau presentasi.
c) Pengambilan keputusan adalah penggunaan
pendekatan yang efektif untuk memilih tindakan atau mengembangkan solusi yang
sesuai untuk mencapai kesimpulan, mengambil tindakan yang konsisten dengan
fakta-fakta yang tersedia.
d) Pengawasan adalah menunjukkan sifat disiplin,
menetapkan standar kinerja dan mengevaluasi kinerja dari karyawan untuk
mempertahankan tenaga kerja yang beragam untuk mengelola dan memastikan
kepatuhan dengan sumber daya manusia kebijakan dan prosedur, memantau dan
menilai pekerjaan dengan memberikan umpan balik, memberikan teknis pengawasan,
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan; rencana dan
dukungan karyawan di peluang pengembangan karir.
e) Komunikasi dan keterampilan interpersonal
adalah menyampaikan informasi kepada perorangan atau kelompok dengan memberikan
presentasi yang cocok untuk karakteristik dan kebutuhan penonton, menyampaikan
informasi secara lisan atau secara tertulis kepada individu atau kelompok untuk
memastikan bahwa mereka mengerti informasi dan pesan serta mendengarkan dan merespons
dengan tepat kepada orang lain. Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang
efektif yang mendorong keberhasilan organisasi.
• CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN)
Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan
prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi harus diterapkan secara
berhati-hati, khususnya untuk komputer yang bersifat standalone atau tidak
terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan adalah pengidentifikasian
atau otentikasi terhadap user. Identifikasi positif dari setiap user sangat penting
untuk memastikan efektivitas dari kebijakan yang menentukan siapa saja yang
berhak untuk mengakses data tertentu
Contoh:
Access Control Models sangat berfungsi dalam
menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung kebijakan
keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan
keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan
dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses
dari pemetaan ini memungkinkan terbentuknya definisi formal dan spesifikasi
yang diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access
control model memungkinkan untuk memilah kebijakan keamanan yang kompleks
menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih sederhana dan terkontrol.Beberapa
model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas
beberapa model yang dianggap unik pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan
penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari beberapa access control
models.
• INTEGRITY
Integritas (integrity) adalah perlindungan
terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik secara
sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti halnya kerahasiaan, integritas
bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas user yang tidak
terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan programprogram terlarang.
(contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap ancaman tersebut
memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi terhadap data atau
program. Sebagai contoh, user yang berhak mengakses sistem secara tidak sengaja
maupun secara sengaja dapat merusak data dan program, apabila aktivitas mereka
didalam sistem tidak dikendalikan secara baik.
Contoh untuk melindungi dari ancaman terhadap
integritas
ü Memberikan akses dalam kerangka need-to-know
basis
ü Pemisahan tugas(separation of duties)
ü Rotasi tugas
• OBJECTIVE OF MANAGEMENT ACCOUNTANT
Tujuan dari Akuntansi Manajemen atau dalam
bahasa inggris (Objective of Mangjement Accountant). Seelum kita membahas
tentang Akuntansi Manajemen. Akuntansi manajemen adalah profesi yang melibatkan
bermitra dalam keputusan manajemen membuat, merancang perencanaan dan kinerja
sistem manajemen, dan menyediakan keahlian dalam melalui laporan keuangan dan
kontrol untuk membantu manajemen dalam perumusan dan implementasi strategi
organisasi
Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi
Manajemen meluas ke tiga bidang oleh American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA) berikut:
1. Manajemen strategis untuk memajukan peran
akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam organisasi.
2. Manajemen kinerja untuk mengembangkan praktek
pengambilan keputusan bisnis dan mengelola kinerja organisasi
3. Manajemen risiko untuk berkontribusi untuk
kerangka kerja dan praktek untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan
melaporkan risiko untuk mencapai tujuan organisasi.
C. WHISTLE BLOWING
Whistle blowing atau Peluit Bertiup adalah
menarik perhatian kesalahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Proyek
akuntabilitas pemerintah. Menurut George Kerevan, “Kata of the Week” kolumnis
The Scotsman, “asal-usul etimologis meniup peluit mulia jelas.” Namun bahkan
tanpa mengetahui istilah silsilah, kita mendapatkan gambaran yang jelas dari
kata-kata sendiri. Kerevan menunjukkan yang jelas-polisi shrilling peluit
ketika ia menangkap kejahatan berlangsung.
Daftar empat cara meniup peluit:
1. Melaporkan pelanggaran atau pelanggaran hukum
kepada pihak berwenang yang tepat.
2. Seperti seorang supervisor, hotline atau
Inspektur Jenderal
3. Menolak untuk berpartisipasi dalam kerja
kesalahan
4.Bersaksi dalam persidangan hukum
5. Bukti-bukti yang bocor kesalahan untuk media
Contoh:
1. Meniup peluit di publik sektor
2. Pernah dilakukan oleh mantan Enron Vice
President Sherron Watkins dan tembakau eksekutif Jeffrey Wigand.Tetapi karena
pemerintah, sifatnya, seharusnya terbuka dan transparan, pengungkapan penuh
perilaku yang tidak etis atau ilegal dalam lingkup publik sangat penting. Tidak
semua masalah di publik, namun, dihasilkan dalam organisasi pemerintah, di luar
vendor, kontraktor, dan individu dapat berpartisipasi dalam dan bahkan
berkembang biak pemerintah korupsi.
D. CREATIVE ACCOUNTING
Creative Accounting adalah praktek akuntansi
yang mengikuti peraturan dan undang-undang yang diperlukan, tetapi menyimpang
dari standar apa yang mereka berniat untuk menyelesaikan. Akuntansi kreatif
memanfaatkan pada celah di standar akuntansi untuk memerankan palsu citra yang
lebih baik perusahaan. Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan
pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan
Contoh kasus (Legal) :
Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO
dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit
lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi
Inflasi Besar.FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan
realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak
memungkinkan atau tidak praktis.
FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang
mendekati paralel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya
yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang
tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan
kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO
memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh
kebanyakan perusahaan.Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang
kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO
hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak.Perusahaan seperti ini memilih
untuk tidak menggunakan LIFO.
E. FRAUD ACCOUNTING
Kecurangan (Fraud) sebagai suatu tindak
kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan
salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang
lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.Hal ini termasuk
berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri.Yang dimaksud dengan penggelapan
disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya
secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.Fraud dapat dilakukan oleh
seseorang dari dalam maupun dari luar perusahaan.Fraud umumnya dilakukan oleh
orang dalam perusahaan (internal fraud) yang mengetahui kebijakan dan prosedur
perusahaan.Mengingat adanya pengendalian (control) yang diterapkan secara ketat
oleh hampir semua perusahaan untuk menjaga asetnya, membuat pihak luar sukar
untuk melakukan pencurian. Internal fraud terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu
Employee fraud yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk
memperoleh keuntungan finansial pribadi maupun kelompok dan Fraudulent
financial reporting.
• Proses, unsur dan faktor pemicu fraud
Proses fraud biasanya terdiri dari 3 macam,
yaitu pencurian (theft) dari sesuatu yang berharga (cash, inventory, tools,
supplies, equipment atau data), konversi (conversion) asset yang dicuri kedalam
cash dan pengelabuhan / penutupan (concealment) tindakan kriminal agar tidak
dapat terdeteksi.
Unsur-unsur fraud antara lain sekurang-kurangnya
melibatkan dua pihak (collussion), tindakan penggelapan/penghilangan atau false
representation dilakukan dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata atau
potensial atas tindakan pelaku fraud. Meskipun perusahaan secara hukum dapat
menuntut pelaku fraud, ternyata tidak mudah usaha untuk menangkap para pelaku
fraud, mengingat pembuktiannya relatif sulit.
Penyebab / faktor pemicu fraud dibedakan atas 3
(tiga) hal yaitu :
1. Tekanan (Unshareable pressure/ incentive)
yang merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi melakukan
fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu, balas
dendam, kekuasaan, gengsi) dan nilai (values).
2. Adanya kesempatan / peluang (Perceived
Opportunity) yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan
atau menutupi tindakan tidak jujur.
3. Rasionalisasi (Rationalization) atau sikap
(Attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing)
asset yang dicuri.
Ramos (2003), menggambarkan penyebab fraud dalam
bentuk segitiga fraud (the fraud triangle), sebagai berikut :
Selain itu, fraud dapat dikatagorikan atas 3
(tiga) macam sbb. :
1. Penyalahgunaan wewenang/jabatan (Occupational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh individu- individu yang bekerja dalam
suatu organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
2. Kecurangan Organisatoris (Organisational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri demi
kepentingan/keuntungan organisasi itu.
3. Skema Kepercayaan (Confidence Schemes). Dalam
kategori ini, pelaku membuat suatu skema kecurangan dengan menyalahgunakan
kepercayaan korban.
• Jenis-jenis fraud
Jenis-jenis fraud yang sering terjadi di
berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan (Falsification) data dan tuntutan
palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala seseorang secara sadar dan
sengaja memalsukan suatu fakta, laporan, penyajian atau klaim yang
mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak yang menerima
laporan atau data palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement cash),
pencurian persediaan/aset (Theft of inventory / asset) dan kesalahan (false)
atau misleading catatan dan dokumen. Penggelapan kas adalah kecurangan dalam
pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai
hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan.
3. Kecurangan Komputer (Computer fraud) meliputi
tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi komputer adalah
esensial untuk perpetration, investigation atau prosecution.Dengan menggunakan
sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat mencuri lebih banyak dalam
waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil. Pelaku fraud telah
menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer fraud . Pengkategorian
Computer fraud melalui penggunaan data processing model, dapat dirinci sbb :
a. Cara yang paling sederhana dan umum untuk
melaksanakan fraud adalah mengubah computer input.
b. Computer fraud dapat dilakukan melalui
penggunaan sistem (dalam hal ini Processor) oleh yang tidak berhak, termasuk
pencurian waktu dan jasa komputer serta penggunaan komputer untuk keperluan
diluar job deskripsi pegawai.
c. Computer fraud dapat dicapai dengan
mengganggu software yang mengolah data perusahaan atau Computer istruction
.Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy ilegal atau menggunakannya
tanpa otorisasi.
d. Computer fraud dapat dilakukan dengan
mengubah atau merusak data files perusahaan atau membuat copy, menggunakan atau
melakukan pencarian terhadap data tanpa otorisasi.
e. Computer fraud dapat dilaksanakan dengan
mencuri atau menggunakan secara tidak benar system output.
• Fraudulent Financial Reporting
Fraudulent financial reporting adalah perilaku
yang disengaja atau ceroboh,baik dengan tindakan atau penghapusan,yang
menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial
reporting yang terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari
auditor independen.
Penyebab fraudulent financial reporting umumnya
3 (tiga) hal sbb :
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas
catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang disajikan.
2. Salah penyajian (misrepresentation) atau
kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip
akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation)
dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent financial reporting juga dapat
disebabkan adanya kolusi antara manajemen dengan auditor independen.Salah satu
upaya untuk mencegah adanya kolusi tersbut, maka perlu dilakukan rotasi auditor
independen dalam melakukan audit suatu perusahaan.
F. FRAUD AUDITING
Fraud Auditing (Audit Kecurangan) yang merupakan
salah satu bidang tugas Auditor. Perkembangan teknologi informasi, e-commerce
dsb yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dalam operasional
perusahaan telah membuka celah baru bagi munculnya praktek-praktek fraud yang
berakibat fatal bagi perusahaan.Mengantisipasi hal itu maka Auditor Internal
sudah seyogianya meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya
kecurangan tersebut serta mencari solusi terbaik agar hal itu tidak terjadi.
Tugasnya ada 2 yaitu;
1. Auditor Internal yang ingin memiliki landasan
pengetahuan yang kuat di bidang fraud auditing baik menyangkut pencegahan,
pendeteksian ataupun dalam investigasinya
2. Operations managers yang ingin mengembangkan
wawasan dan pengetahuannya dalam pendeteksian dan pencegahan kecurangan.
Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan
dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan
terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua
keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
Kesimpulan : Profesi dalam akuntansi keuangan memegang rasa tanggung jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi yang tidak benar, tidak hanya akan merusak bisnis, tetapi juga merusak auditor perusahaan yang tidak mengungkapkan salah saji. Beberapa yang harus diperhatikan adalah integritas dan harus jujur dengan transaksi mereka, objektivitas dan kebebasan dari konflik kepentingan, kebebasan auditor dalam penampilan dan kenyataan, penerimaan kewajiban dan pengungkapan kerahasiaan informasi non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan pekerjaannya.
Sumber :